Sepak Terjang UMKM Saat Pandemi

Lesunya roda perekonomian selama COVID-19 yang ditandai dengan turunnya daya beli masyarakat, membawa dampak pada para pelaku usaha tidak terkecuali pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Namun, ditengah kelesuan tersebut tentunya bukan menjadi penghalang bagi para pelaku UMKM untuk bertahan. 

Menguasai kiat-kiat untuk menghadapi krisis seperti saat ini tentunya menjadi jawaban agar bisa bertahan. Terdapat dua persoalan klasik yang seringkali dihadapi pengusaha mikro dan kecil yakni manajemen keuangan dan operasional. 

Persoalan manajemen keuangan yang paling sering terjadi adalah mencampur uang pribadi dan uang bisnis, sehingga akan sulit untuk bisa melihat perkembangan bisnis. Sedangkan, terkait operasional, adalah bagaimana pelaku UMKM menjalankan usahanya dalam mencari pelanggan serta disiplin dalam mencatat transaksi penjualan. 

Kedua hal tersebut merupakan hal sederhana yang seringkali diabaikan. Untuk mencegah kelalaian tersebut, para pelaku UMKM dapat menggunakan aplikasi bantuan yang dapat mencatat transaksi dan membantu dalam pembukuan keuangan. 

Disaat pandemi, hal penting yang harus menjadi perhatian para pelaku UMKM adalah untuk bisa melakukan ko-kreasi atau sinergi antar dua pihak atau lebih dalam menciptakan sesuatu yang baik. Sebagai penyedia kebutuhan barang dan jasa, UMKM perlu menaruh fokus utama kepada kebutuhan konsumen.

Perubahan perilaku konsumen yang dapat berubah dalam hitungan bulan tentunya menjadi tantangan bagi pelaku UMKM untuk menjaga relevansi ketersediaan barang atau jasa yang ditawarkan agar sesuai dengan permintaan pasar. Maka dari itu, ko-kreasi dapat menjadi jawaban untuk menjaga relevansi ketersediaan barang atau jasa.

Berhimpun dengan organisasi UMKM sebagai sarana untuk mengembangkan jejaring dan bisnis juga dapat dilakukan untuk mendaatkan dukungan dalam menjalankan usaha. Kemudian, melakukan kolaborasi dengan mitra strategis sebagai sumber pembiayaan, informasi, dan pendampingan pengembangan usaha juga bisa menjadi salah satu upaya.

Tidak cukup sampai situ, tentunya untuk menarik minat dan memberikan kepercayaan kepada calon pembeli, UMKM harus bisa berinovasi dan berkreasi baik terhadap produk maupun pelayanan sesuai perubahan preferensi dan perilaku konsumen. 

Memperhatikan branding produk juga penting, mulai dari penentuan audiens, nama produk dan toko, tagline, serta logo untuk menarik calon konsumen. Branding terhadap identitas usaha tentunya harus memiliki pembeda dengan produk atau toko lain, sehingga daya saing usaha akan lebih kuat untuk mempertahankan keberlangsungan bisnis. 

Salah satu upaya yang bisa dilakukan pelaku UMKM adalah dengan melakukan shifting dengan melakukan penjualan berbasis digital dengan memanfaatkan media sosial atau e-commerce untuk mencari pelanggan. Dengan memanfaatkan market place tentunya dapat memberikan akses pasar yang lebih luas.

Media sosial dapat dimanfaatkan untuk melakukan promosi terhadap toko dan produk yang ditawarkan. Dengan memberikan pelayanan yang berkesan di media sosial, tentunya dapat membentuk customer relationship antara penjual dan konsumen. Misalnya, dengan memperhatikan kecepatan membalas pesan dan isi pesan yang ramah kepada pembeli. 

Menjadi adaptif dan kreatif di saat pandemi adalah tantangan untuk pelaku UMKM agar dapat bertahan. Memiliki daya juang tinggi, kegigihan, dan kesabaran tentunya menjadi syarat utama untuk bisa menghadapi krisis seperti saat ini.

Share:

Leave a comment